Museum Layang-layang Indonesia
Jl. H. Kamang No 38 Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Bagi anda yang tinggal di Jakarta tapi tidak mempunyi budget untuk berlibur ke luar kota atau keluar negeri, Anda tidak perlu khawatir. Di Jakarta banyak tempat-tempat istimewa yang bisa dikunjungi. Salah satunya, Museum Layang-layang Indonesia. Museum Layang-layang Indonesia ini dibuka pada tahun 2003 dan diresmikan pada 21 Maret 2003 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak I Gede Ardika.
Pemilik Museum Layang-layang Indonesia ini adalah Ibu Endang Ernawati. Ibu Endang memiliki hobi yaitu mengoleksi barang-barang antik dan layang-layang. Beliau juga suka membuat layang-layang. Oleh karena koleksi layang-layangnya sudah banyak, maka beliau akhirnya membuka Museum Layang-layang Indonesia ini yang terletak di sebelah rumahnya, tepatnya di Jalan Haji Kamang no. 38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Tujuan lain dibukanya Museum Layang-layang ini tidak lain adalah untuk melestarikan kebudayaan tradisional.
Museum Layang-layang Indonesia ini merupakan satu-satunya museum layang-layang yang ada di Indonesia dan juga merupakan museum layang-layang ketiga di dunia setelah China dan Malaysia. Di Museum Layang-layang Indonesia ini ada ratusan jenis layang-layang dengan berbagai bentuk. Setiap lima sampai enam bulan sekali, layang-layang yang rusak dan sudah tidak bisa diperbaiki, diganti dengan layang-layang yang baru. Layang-layangnya ada yang dibuat langsung dari situ, ada juga yang didatangkan langsung dari luar negeri.
Bahan yang digunakan untuk membuat layang-layang bermacam-macam. Ada yang menggunakan kertas, kertas minyak, parasut, daun, tikar, bahkan ada yang terbuat dari batik. Bentuk layang-layang juga beragam. Ada yang tiga dimensi dan ada yang dua dimensi. Layang-layang dua dan tiga dimensi ini termasuk dalam jenis layang-layang untuk kreasi. Layang-layang tiga dimensi bentuknya serupa dengan aslinya. Misalnya berbentuk kupu-kupu, maka akan dibuat layang-layang yang sama persis dengan bentuk kupu-kupu. Kalau layang-layang dua dimensi hanya bisa dilihat dari dua sisi.
Selain kreasi, jenis layang-layang lainnya yaitu olahraga dan tradisional. Layang-layang untuk olahraga digerakkan dengan dua tangan, itu untuk layang-layang yang kecil. Kalau yang besar atau yang biasa disebut Quadrifoil, menggunakan empat kendali. Jika Quadrifoil diikutkan dalam festival atau eksibisi, biasanya pengendalinya menggunakan boogey atau mountain board. Contoh negara yang biasa menggunakan layang-layang untuk olahraga yaitu Amerika. Tapi, negara tersebut sering memesan layang-layang dari Museum Layang-layang Indonesia karena mereka tidak mempunyai bambu untuk membuat layang-layang, layang-layang yang mereka buat tidak menggunakan bambu. Satu lagi, layang-layang tradisional. Biasanya digunakan untuk ritual budaya dan tradisi, seperti layang-layang Janggan dari Bali.
Hampir semua layang-layang yang ada di Museum Layang Indonesia pernah diikutkan dalam perlombaan dan festival. Setiap tahun diadakan perlombaan dan festival layang-layang di Bali. Biasanya diadakan pada musim liburan dan musim panas yaitu sekitar bulan Juni-Agustus, tergantung ada tidaknya angin. Kalau di Jakarta, perlombaan diadakan dua tahun sekali di Ancol.
Museum Layang-layang Indonesia juga memproduksi layang-layang untuk dijual. Harga layang-layang yang dijual berkisar antara empat puluh ribu sampai seratus ribu rupiah, tergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan dari pembuatan layang-layang tersebut. Bahkan ada yang harganya sampai sepuluh jutaan. Layang-layang yang dijual disana terbuat dari bahan parasut.
Selain bisa menikmati indahnya layang-layang dengan berbagai bentuk, pengetahuan kita tentang layang-layang juga jadi bertambah karena disana kita akan disuguhkan film tentang sejarah layang-layang, kemudian akan ada pemandu yang menemani kita keliling-keliling museum. Layang-layangnya ada yang di luar (outdoor) dan ada yang di dalam (indoor). Pemandu akan menunjukkan berbagai jenis layang-layang dari berbagai daerah dan negara yang masing-masing memiliki nama dan ciri khas.
Akhir dari perjalanan berkeliling museum adalah membuat layang-layang. Walaupun hanya membuat layang-layang diamond tapi disitu kita bisa menyalurkan kreativitas dengan menghias layang-layang yang dibuat. Ternyata di museum itu tidak hanya ada layang-layang, tapi, ada juga keramik-keramik yang terbuat dari tanah liat dan batik-batik dari berbagai daerah di Indonesia.
Kita juga bisa mengikuti kursus membuat keramik dan melukis batik. Tetapi, untuk kursus ini kita harus membayar di luar harga tiket. Kebanyakan yang datang ke Museum Layang-layang Indonesia adalah rombongan sekolah tetapi harus di-booking terlebih dahulu. Sebab, banyak sekali yang ingin berkunjung kesini. Tunggu apa lagi, segera kunjungi Museum Layang-layang Indonesia.
Tiket masuk : Rp 12.500,00
Jam Buka : Setiap hari, kecuali hari libur nasional (10.00-17.00)
Metrosexual = Gay ?
15 tahun yang lalu
wah asik,jadi pengen dateng,ada layang2 masa kecil gw gak ya disini..hehehe
BalasHapusiya dateng kesana aja beeryeah...kmu bisa mengenang masa kecil kmu disana...
BalasHapuswahhh jadi pengen main layang-layang. kalo dari pondok kelapa gimana yah akses ke sana?
BalasHapussabi...
BalasHapusntar ada museum angkut padang..
hmmm jadi pengen main layang2.kemarin liat ada layangan berbentuk spongebob jadi pengen beli..hehehe
BalasHapuseh...ada yah?
BalasHapusgw suka tuh maen layang2...hehehe
wah seru...
BalasHapusLANJUTKAN!!!
makannya coba pasti seru
BalasHapusWah, info menarik... Pasti banyak yang tidak tau ada museum ini... Terima kasih, ya.
BalasHapustulisanmu menarik...jadi pengen ke jojga
BalasHapusjadi pengen maen layangan...ahahahhahha
BalasHapusunik yha ada museum layangan..heheheh baru taw......menarik nih...layang waktu kecil gw harus masuk sana....
BalasHapuslayang2 emank hobby gw dari kecil ampe sekarang.......
BalasHapusklo udah main layang2 gw sering lupa waktu tuh.... hehehehe....
ternyata aku baru tau klo ada museum layan2...
thank's ya.......
kapan2 gw pasti maen kesana.........