Di tengah aktivitasnya yang padat, artis yang juga pemain sepakbola,Muhammad Rifki, selalu menyempatkan waktu untuk berlibur. Pria kelahiran 9 Mei 1984 ini, senang berkunjung ke tempat-tempat baru bersama teman-temannya. Bahkan, menggemari perjalanan ala backpacker yang sekarang ini memang tengah menjadi salah satu alternatif pencinta travelling. “Suka banget travelling terutama ke daerah pantai. daerah pegunungan suka juga sih,” tutur Rifki. Ia punya pengalaman saat menjadi backpacker ke Singapura beberapa waktu lalu. Dia hanya berdua dengan temannya dan menghabiskan 3 hari 2 malam menginap di Orcid Road. Pada awal kedatangan Rifki dan temannya berjalan-jalan menggunakan taksi, tapi karena terlalu menghabiskan biaya('kan ingin ala backpacker), akhirnya ia memilih menaiki MRT untuk perjalanan-perjalanan berikutnya.
Beberapa daerah di Indonesia juga tak luput dia kunjungi. Pengalaman backpacker lainnya yang cukup berkesan adalah di Ambon dan Papua. Satu hal yang cukup disesalkannya, saat di Ambon, ia ingin sekali mengunjungi danau yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, hanya saja saat itu hari sedang hujan, sehingga ia dan Vicky Nitinegoro, rekannya sesama artis, tidak dapat berkunjung kesana. Pengalaman lainnya adalah saat Rifki berkunjung ke Papua. “Papua tuh tidak seperti yang kita kira. Beberapa daerah sudah lumayan maju kok dibanding Wamena. Sudah ada mall kok,” ujarnya penuh semangat.
Saat tim piknik asik menanyakan tempat wisata favoritnya, Rifki langsung menyebut Dreamland, Bali, sebagai tempat yang paling ia sukai. Ia mengaku tak pernah bosan untuk datang ke Dreamland karena water sportnya sangat seru. Apalagi suasana pantai membuatnya sangat rileks dari kegiatan-kegiatan yang cukup menyita waktunya.
Rifki yang kini menjadi salah satu pemain Persiba ini, mengaku pernah mendapat teguran saat ia dan tim Selebriti Football Club (SFC) berkunjung ke taman laut Bunaken. Teguran itu datang dari beberapa wisatawan asing yang juga berkunjung kesana. Rifki dan teman-temannya sedang asik snorkeling dan menginjak-injak karang disana. Segerombolan wisatawan asing yang didampingi seorang guide menaiki perahu boat mendatangi rombongan Rifki dan menegur agak keras perilaku Rifki dan teman-temannya. Sejak kejadian itu, Rifki dan kawan-kawan sadar untuk menjaga kelestarian Indonesia.
Selama ini, tidak pernah ditemukan kendala yang berarti saat Rifki melakukan travelling. Paling hanya kendala bahasa. Jika, ia berkunjung ke daerah-daerah terutama yang masih agak terpencil, masih banyak penduduknya yang menggunakan bahasa daerah dan kurang lancar berbahasa Indonesia. tapi, Untungnya, ada salah satu diantara mereka yang bisa mengartikan, sehingga komunikasi pun bisa tetap lancar.
Indonesia memang negeri yang kaya akan kebudayaan. Beragam tempat wisata yang indah dan menawan pun banyak yang bisa kita kunjungi. Sebagai salah satu anak bangsa Rifki hanya bisa menghimbau agar kita semua bisa lebih mencintai kekayaan yang ada di negeri kita. “Di Indonesia banyak sekali tempat wisata yang masih belum di-explore. Justru orang-orang asing yang lebih tahu,” tutur artis yang membintangi film Bola Itu Bundar sambil menutup pembicaraan.
Selengkapnya...
Sabtu, 06 Juni 2009
M. Rifki : Senang Berlibur ke Daerah Pantai
Kamis, 04 Juni 2009
Berawal dari Hobi Jadi Tempat Wisata
Museum Layang-layang Indonesia
Jl. H. Kamang No 38 Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Bagi anda yang tinggal di Jakarta tapi tidak mempunyi budget untuk berlibur ke luar kota atau keluar negeri, Anda tidak perlu khawatir. Di Jakarta banyak tempat-tempat istimewa yang bisa dikunjungi. Salah satunya, Museum Layang-layang Indonesia. Museum Layang-layang Indonesia ini dibuka pada tahun 2003 dan diresmikan pada 21 Maret 2003 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak I Gede Ardika.
Pemilik Museum Layang-layang Indonesia ini adalah Ibu Endang Ernawati. Ibu Endang memiliki hobi yaitu mengoleksi barang-barang antik dan layang-layang. Beliau juga suka membuat layang-layang. Oleh karena koleksi layang-layangnya sudah banyak, maka beliau akhirnya membuka Museum Layang-layang Indonesia ini yang terletak di sebelah rumahnya, tepatnya di Jalan Haji Kamang no. 38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Tujuan lain dibukanya Museum Layang-layang ini tidak lain adalah untuk melestarikan kebudayaan tradisional.
Museum Layang-layang Indonesia ini merupakan satu-satunya museum layang-layang yang ada di Indonesia dan juga merupakan museum layang-layang ketiga di dunia setelah China dan Malaysia. Di Museum Layang-layang Indonesia ini ada ratusan jenis layang-layang dengan berbagai bentuk. Setiap lima sampai enam bulan sekali, layang-layang yang rusak dan sudah tidak bisa diperbaiki, diganti dengan layang-layang yang baru. Layang-layangnya ada yang dibuat langsung dari situ, ada juga yang didatangkan langsung dari luar negeri.
Bahan yang digunakan untuk membuat layang-layang bermacam-macam. Ada yang menggunakan kertas, kertas minyak, parasut, daun, tikar, bahkan ada yang terbuat dari batik. Bentuk layang-layang juga beragam. Ada yang tiga dimensi dan ada yang dua dimensi. Layang-layang dua dan tiga dimensi ini termasuk dalam jenis layang-layang untuk kreasi. Layang-layang tiga dimensi bentuknya serupa dengan aslinya. Misalnya berbentuk kupu-kupu, maka akan dibuat layang-layang yang sama persis dengan bentuk kupu-kupu. Kalau layang-layang dua dimensi hanya bisa dilihat dari dua sisi.
Selain kreasi, jenis layang-layang lainnya yaitu olahraga dan tradisional. Layang-layang untuk olahraga digerakkan dengan dua tangan, itu untuk layang-layang yang kecil. Kalau yang besar atau yang biasa disebut Quadrifoil, menggunakan empat kendali. Jika Quadrifoil diikutkan dalam festival atau eksibisi, biasanya pengendalinya menggunakan boogey atau mountain board. Contoh negara yang biasa menggunakan layang-layang untuk olahraga yaitu Amerika. Tapi, negara tersebut sering memesan layang-layang dari Museum Layang-layang Indonesia karena mereka tidak mempunyai bambu untuk membuat layang-layang, layang-layang yang mereka buat tidak menggunakan bambu. Satu lagi, layang-layang tradisional. Biasanya digunakan untuk ritual budaya dan tradisi, seperti layang-layang Janggan dari Bali.
Hampir semua layang-layang yang ada di Museum Layang Indonesia pernah diikutkan dalam perlombaan dan festival. Setiap tahun diadakan perlombaan dan festival layang-layang di Bali. Biasanya diadakan pada musim liburan dan musim panas yaitu sekitar bulan Juni-Agustus, tergantung ada tidaknya angin. Kalau di Jakarta, perlombaan diadakan dua tahun sekali di Ancol.
Museum Layang-layang Indonesia juga memproduksi layang-layang untuk dijual. Harga layang-layang yang dijual berkisar antara empat puluh ribu sampai seratus ribu rupiah, tergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan dari pembuatan layang-layang tersebut. Bahkan ada yang harganya sampai sepuluh jutaan. Layang-layang yang dijual disana terbuat dari bahan parasut.
Selain bisa menikmati indahnya layang-layang dengan berbagai bentuk, pengetahuan kita tentang layang-layang juga jadi bertambah karena disana kita akan disuguhkan film tentang sejarah layang-layang, kemudian akan ada pemandu yang menemani kita keliling-keliling museum. Layang-layangnya ada yang di luar (outdoor) dan ada yang di dalam (indoor). Pemandu akan menunjukkan berbagai jenis layang-layang dari berbagai daerah dan negara yang masing-masing memiliki nama dan ciri khas.
Akhir dari perjalanan berkeliling museum adalah membuat layang-layang. Walaupun hanya membuat layang-layang diamond tapi disitu kita bisa menyalurkan kreativitas dengan menghias layang-layang yang dibuat. Ternyata di museum itu tidak hanya ada layang-layang, tapi, ada juga keramik-keramik yang terbuat dari tanah liat dan batik-batik dari berbagai daerah di Indonesia.
Kita juga bisa mengikuti kursus membuat keramik dan melukis batik. Tetapi, untuk kursus ini kita harus membayar di luar harga tiket. Kebanyakan yang datang ke Museum Layang-layang Indonesia adalah rombongan sekolah tetapi harus di-booking terlebih dahulu. Sebab, banyak sekali yang ingin berkunjung kesini. Tunggu apa lagi, segera kunjungi Museum Layang-layang Indonesia.
Tiket masuk : Rp 12.500,00
Jam Buka : Setiap hari, kecuali hari libur nasional (10.00-17.00)
Selengkapnya...
Rabu, 03 Juni 2009
Wisata Kuliner
Kalau berjalan-jalan ke suatu tempat pasti kita tidak lupa mencoba makanan khas daerah yang kita kunjungi. Kota Jogja juga memiliki makanan dan minuman yang cukup unik dan tentu saja bercita rasa tinggi.
1. Gudeg Wijilan (Jl. Wijilan)
Jogja sangat identik dengan gudeg. Maka, tak heran jika banyak yang menyebut Jogja sebagai Kota Gudeg. Makanan berbahan dasar nangka muda ini memang mudah ditemui di setiap sudut kota Jogja, tapi ada sebuah daerah yang memang terkenal dengan gudegnya karena memang di kampung ini gudeg menjadi populer dan dikenal ke semua penjuru, kita bisa datang ke Jalan Wijilan, sebelah Timur Alun-alun Kota Jogja. Warung gudeg di Wijilan selalu ramai dikunjungi wisatawan mulai dari makan pagi hingga makan malam. Bahkan ada yang membawa gudeg untuk dijadikan oleh-oleh. Jangan khawatir gudeg akan basi karena gudeg kering bisa bertahan 3 hari. Gudeg ini dikemas di besek (kotak dari anyaman bambu) atau di kendil (guci kecil dari tanah liat). Warung-warung gudeg ini buka dari pukul 06.00-21.00. Selain itu, beberapa warung gudeg menyediakan layanan kursus cepat memasak gudeg yang enak. Pasti penasaran kan? Langsung saja ke Jalan Wijilan.
Gudeg telor Rp 6.000,00
Gudeg ayam Rp 8.000,00
Gudeg besek Rp 25.000,00-Rp40.000,00 (tergantung lauk-pauk)/besek
Gudeg kendil mulai Rp 50.000/kendil
2. Nasi Kucing
Nasi kucing bisa dijadikan alternatif makanan bagi yang mempunyai uang pas-pasan ketika singgah di Jogja. Pasalnya, harga nasi kucing ini cukup terjangkau. Hampir semua sudut di Kota Jogja menjual nasi yang dijual di warung akringan ini. Rasanya dan harganya pun relatif sama. Disebut nasi kucing karena nasi ini dibungkus dengan porsi yang sangat sedikit, seperti makanan kucing. Dalam satu bungkusan kecil nasi kucing dilengkapi dengan sambal teri atau oseng-oseng tempe, kemudian di bungkus dengan daun pisang. Sebagai tambahan dalam memakan nasi kucing adalah segala macam goreng-gorengan dan sate-satean, seperti sate usus, sate babat, sate telor puyuh, dan lain-lain. Jangan lupa ditemani segelas susu jahe hangat atau teh susu. Dijamin akan ketagihan.
Nasi kucing Rp 1.000,00
Goreng-gorengan Rp 500,00
Sate-satean Rp 1.000,00
Jeruk hangat Rp 1.000,00
Susu jahe Rp 2.000,00
Teh susu Rp 2.000,00
3. Oseng-oseng Mercon (Jl. K.H. Ahmad Dahlan)
Nama oseng-oseng mercon memang terdengar cukup unik. Jika mendengar kata mercon tentu kita teringat dengan petasan, sebuah benda yang bisa meledak. Ternyata nama oseng-oseng mercon ini dipakai karena ternyata makanan ini pedas sekali. Seolah-olah begitu kita memakannya pedasnya meledak di lidah. Oseng-oseng mercon adalah makanan yag terdiri dari tetelan (emak daging sapi) dan potongan daging sapi yang dicampur dengan cabe rawit dan bumbu-bumbu lainnya. Datang langsung saja ke sini karena kita akan merasakan sensasi rasa makanan yang berbeda karena biasanya makanan dari Jogja rasanya manis.
4. Kopi Joss
Kopi joss merupakan salah satu minuman yang cukup unik di Jogja. Yang membuat unik adalah arang yang masih membara yang dicampurkan ke dalam kopi panas. Kata Pak Man, penjualnya justru arang dimasukan ke dalam kopi membuat kopi benar-benar matang dan semakin nikmat. Aromanya pun menjadi unik karena ada percampuran antara bau kopi dengan bau arang. Bagi penggemar kopi, rasanya minuman ini layak dicoba. Untuk menemani minum kopi joss ada goreng-gorengan yang rasanya juga enak. Letak kopi joss pak Man ini di sebelah utara Stasiun Tugu Jogja Malam hari menikmati segelas kopi joss, ditemani goreng-gorengan, serta dihibur musisi jalanan, MANTAP!!
Kopi joss Rp 2.000,00
Goreng-gorengan Rp 500,00
Selengkapnya...
Wisata Belanja
Setelah puas berjalan-jalan keliling Jogja, tentu kita ingin membawa buath tangan untuk orang-orang tercinta. Mau beli oleh-oleh tapi tidak tahu tempatnya? Tidak perlu bingung karena kami akan merekomendasikan beberapa tempat favorit membeli oleh-oleh di Jogja.
1. Malioboro
Ke Jogja tapi tidak ke Malioboro rasanya tidak afdol. Jalan-jalan di Malioboro menawarkan atmosfer yang unik dan menyenangkan. Sepanjang jalan kita bisa mencari penginapan mulai dari yang berkelas hingga untuk yang kantongnya pas-pasan. Di kanan-kiri jalan ini hampir semuanya dikuasai pedagang kaki lima yang menjual berbagai souvernir, baju, tas, sandal, dan barang-barang lain yang hampir sebagian besar merupakan handmade atau kerajinan tangan. Harganya pun terjangkau dan kita bisa melakukan tawar menawar. Tapi, ada beberapa pedagang yang kurang menunjukan keramahan. Jika kita menawar barang kemudian ga jadi, pedagang akan marah besar dan menjuteki kita. Ada juga pedagang yang tetap memaksa kita membeli barang dagangannya hingga menawarkan harga yang cukup murah. Tukang becak dan tukang adong juga berderet di sepanjang jalan di Malioboro, menunggu wisatawan yang mau pakai jasa mereka untuk berjalan-jalan. Malemnya, kita bisa menikmati makanan dengan duduk lesehan ditemani pengamen jalanan yang menyanyikan tembang-tembang lawas. It’s so romantic!
2. Mirota Batik (Jl. Malioboro)
Tempat ini cukup menarik perhatian wisatawan. Soalnya, di Mirota berbagai jenis barang di jual dengan harga yang cukup terjangkau. Poin plusnya adalah tempat yang sangat nyaman, barang yang unik, harga yang murah, dan kamar mandi yang sangat bersih. Siapa sangka pemilik tempat ini milik GKR Hemas, istri dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. barang-barang yang dijual mulai dari pembatas buku, notes, pigura, lukisan, gantungan pintu, alat-alat musik, hingga barang-barang kuno. Kisarang harganya mulai dr Rp 1.000,00 sampe jutaan rupiah. Kalo mau cari souvernir yang unik dan ga pasaran, langsung aja datang ke Mirota Batik.
3. Pasar Beringhardjo (Jl. Malioboro)
Nama Beringharjo diambil dari kata beringin, katanya sih dulu tempat ini bekas hutan beringin. Pasar yang satu ini terkenal dengan batiknya. Tapi, ga Cuma batik yang dijual di tempat ini. Ada uang kuno, barang antik, pakaian anak-anak, pakaian dewasa, hingga makanan-makanan tradisional juga bisa kita temukan disini. Di Beringhardjo ini juga terkenal dengan jajanan pasar, seperti kue kipo (kue dari tepung ketan, kue legomoro (hampir mirip lemper), kue klepon, dan lain-lain. Jangan lupa setelah seharian menelusuri Malioboro dan Beringhardjo, cobain es cendolnya. Rasanya seger dan enak banget lho!
4. Dagadu
Gerai Posyandu (Pos Pelayanan Dagadu) di Lower Ground Malioboro Mall
Gerai DPRD (Djawatan Resmi Dagadu di Ambarukmo Plaza lt. 1
Gerai UGD (Unit Gawat Dagadu) di Jl. Pakuningratan 15
Kalo Bali punya Joger, Jogja juga ga mau ketinggalan. Jogja punya Dagadu. Cari tahu dulu Dagadu itu artinya apa. Ternyata, Dagadu merupakan bahasa slang yang terdiri dari empat baris huruf Jawa dan artinya “matamu”. Itu lah sebabnya, kenapa logo Dagadu bergambar mata. Sepertinya penggunaan logo mata juga tidak salah karena secara logika, kita melihat sebuah produk dengan mata kita. Itu lah makna filososofis Dagadu Djogja. Toko yang didirikan beberapa mahasiswa UGM tahun 1994 ini menjual bermacam-macam barang, mulai dari kaos, mug, topi, tas, sweater, pembatas buku, pin, gantungan kunci, payung, dan lain-lain. Semua barang-barang itu berdesain unik. Kisaran harganya mulai dari Rp 4.000,00-Rp 105.000,00. Biasanya yang menjadi favorit adalah kaos seharga Rp 65.000,00. Sayangnya, kreativitas pemilik Dagadu dijiplak alias dibajak orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Maka, baju dengan merk Dagadu palsu kian menjamur dimana-mana terutama di sepanjang Jalan Malioboro. Pedagang di Malioboro menjual dengan harga yang sangat murah, yaitu Rp 12.500,00-Rp 15.000,00. Padahal, untuk satu buah kaos asli Dagadu dijual dengan harga Rp 65.000,00. Dagadu hanya memiliki 3 gerai resmi. Jadi, kunjungi gerai resminya ya.
5. Bakpia Pathuk (Jl. KS Tubun)
Bakpia pathuk merupakan makanan khas Jogja. Rata-rata orang yang singgah ke Jogja akan membeli bakpia untuk dijadikan oleh-oleh. Bakpia adalah makanan yang dibuat dengan campuran tepung terigu dan minyak kelapa, lalu diisi adonan kacang hijau, sehingga rasanya legit. Di sepanjang jalan KS Tubun banyak sekali toko yang menjajakan bakpia. Merk bakpianya diambil dari nomer rumah yang dipatenkan. Sekarang ini, di tengah ketatnya persaingan penjual bakpia, pengusaha bakpia membuat inovasi baru, yaitu penganan bakpia ini dibuat dengan isi yang bervariasi, yaitu isi keju, coklat, dan nanas. Rasanya tentu saja nikmat. Kalau kita datang kesana tanpa diantar tukang becak kita akan mendapat potongan harga Rp 3.000,00 per kotaknya. Penganan yang jangan lupa dibeli di toko adalah kripik tahu. Penganan yang terbuat dari tahu ini rasanya gurih sekali.
Bakpia kacang hijau Rp 18.000,00/kotak
Bakpia kacang hitam Rp 18.000,00/kotak
Bakpia keju,coklat,nanas Rp 21.000,00/kotak
Kripik Tahu Rp 20.000,00/kantong
6. Kerajinan Perak “Kotagede”
Sesekali kita bisa mengunjungi Kotagede yang terletak 10 kilometer arah tenggara Kota Jogja. Tempat ini terkenal dengan kerajinan peraknya. Ratusan warga Kotagede menggantungkan hidupnya pada kerajinan perak. Ada empat jenis tipe produk perak yang dijual di Kotagede, yaitu tatak ukir (teksturnya menonjol), filigri (terksturnya berlubang-lubang), casting (dibuat dari cetakan), dan handmade (menggunakan ketelitian tangan, seperti untuk kalung dan cincin). Di Lokasi perajin peraknya tersebar mulai dari Pasar Kotagede, Masjid Agung, Sepanjang Jalan Kemasan, Sepanjang Jalan Mondorakan, hingga Jalan Tegalgendu. Kisaran harganya mulai dari Rp 15.000,00 hingga ratusan ribu rupiah. Selain itu, beberapa galeri perak menawarkan kursus kerajinan perak. Tips dari kita, kalau Anda tertarik membeli perak di kawasan Kotagede, jangan langsung membeli di satu toko, bandingkan dulu dengan harga di toko-toko lainnya. Siapa tahu dapat yang lebih murah. Anda penasaran? Silahkan datang langsung ke sana.
7. Kerajinan Gerabah Kasongan
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung. Desa Kasongan sangat terkenal sebagai pembuat perkakas gerabah ini. Dulu kawasan ini merupakan tempat tinggal kundi, yaitu orang yang membuat kendi, kuali, dan barang-barang dapur lainnya, serta barang hias. Ternyata, kebiasaan membuat barang-barang tersebut diturunkan hingga ke generasi sekarang. Galeri gerabah ini bisa ditemui di kiri dan kanan sepanjang Desa Kasongan. Kita bisa memesan motif yang kita sukai, seperti motif bunga mawar, merak, naga, dan lain-lain. Kerajinan gerabah ini bahkan mulai dilirik wisatawan asing, seperti dari Amerika Serikat, Spanyol, Australia, dan Eropa. Di Kasongan, kita bisa melihat secara langsung pembuatan gerabah, mulai dari penggilingan, pembentukan bahan, penjemuran produk yang memakan waktu 2-4 hari, produk dibakar, hingga tahap finishing-nya. Kisaran harganya mulai dari Rp 3.000,00 hingga Rp 200.000,00. Tapi, kita harus ekstra hati-hati membawanya karena gerabah mudah pecah.
Selengkapnya...
Selasa, 02 Juni 2009
Wisata Jalan-jalan
Hai piknikers...ayo piknik asik bersama Bagus dan Nisa. Kali ini kita jalan-jalan keliling kota Jogjakarta. Sebuah kota yang indah dengan berbagai tempat wisata yang mengagumkan. Jogja memang penuh pesona. Membuat siapapun tak bosan meskipun berkali-kali ke sana. Anda ingin ke Jogja tapi tidak tahu mau kemana saja? Tidak perlu khawatir. Kami sajikan 10 tempat istimewa yang sangat layak Anda kunjungi ketika singgah di Jogja.
1. Tugu Jogja
Bisa dibilang Tugu Jogja adalah ikon dari kota Yogya. Bangunan tua berwarna putih ini terletak persis di tengah perempatan Jl. Mangkubumi, Jl. Jend. Sudirman, Jl. A.M. Sangaji, dan Jl. Diponegoro. Tugu Jogja yang berusia hampir 3 abad ini memiliki makna filosofis, yaitu semangat perlawanan masyarakat Jogja terhadap penjajahan. Awalnya, bangunan ini tiangnya berbentuk silinder (gilig) dan puncaknya berbentuk bulat (golong), Tugu Golong-Gilig. Saat gempa menimpa Yogya pada 10 Juni 1867, bangunan tugu ini runtuh. Akhirnya, pemerintah Belanda melakukan renovasi terhadap bangunan ini. Bentuknya menjadi persegi dengan puncak kerucut dan runcing.
2. Alun-alun Kidul
Anak-anak muda Jogja senang berkunjung ke tempat ini. Tempat yang biasa disingkat “Alkid” ini berlokasi tepat dibelakang kompleks bangunan Kraton Yogyakarta. Anak-anak muda Jogja biasanya kumpul-kumpul untuk sekadar “nongkrong” atau malah banyak yang “mojok”. Hehe... Biasanya malam hari terutama di malam minggu mereka beramai-ramai kumpul di Alkid menyantap wedang jahe, roti bakar, jagung bakar, dan bajigur sambil menikmati indahnya langit. Itu juga kalau hari tidak hujan. Ada satu hal yang unik dari Alkid ini. Jadi, ada dua buah pohon beringin yang letaknya di tengah alun-alun. Kita harus berjalan di antara dua pohon beringin itu, tapi dengan mata tertutup. Katanya sih, menurut kepercayaan muda-mudi itu, kalau berhasil melewati, akan ketiban untung. Hmmm..boleh dicoba tuh!hehe. Oiya, kalau kesini jangan lupa siapkan uang receh karena bakal banyak pengamen jalanan yang menjual suaranya, walaupun dengan suara sekadarnya.
3. Kraton Yogyakarta
Kalo jalan-jalan ke Jogja tapi tidak mampir ke Kraton, rasanya kurang lengkap. Sebab, Kraton termasuk salah satu hal yang menonjol di Jogja. Sekarang ini, Kraton Yogya ditempati Keluarga Sri Sultan Hamengkubuwono X yang juga merupakan raja sekaligus Gubernur DIY. Ada beberapa bangsal yang dimiliki Kraton. Pertama, Bangsal Kencana yang fungsinya untuk tempat raja memerintah. Kedua, Bangsal Prabeyaksa yang fungsinya untuk tempat menyimpan senjata-senjata pusaka Kraton. Ketiga, Bangsal Srimanganti yang biasa digunakan untuk menggelar pertunjukan seni, seperti tari-tarian, wayang kulit, dan lain-lain. Meskipun setiap sudut di Kraton masi dianggap sebagai tempat sakral, masyarakat umum tetep boleh kok ngunjungin Kraton. Tapi, harus mengikuti aturan yang berlaku.
Tiket masuk : wisatawan domestik Rp 5.000,00 wisatawan asing Rp 7.500,00
Jam Buka : Senin- Minggu (08.00-14.00) Jumat (08.00-12.00)
4. Benteng Vredenburg (Jl. Ahmad Yani No. 6)
Benteng Vredenburg atau yang bahasa Indonesianya berarti Benteng Perdamaian ini resmi menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional sejak tanggal 23 November 1992. Di museum ini masih ada peninggalan benda-benda bersejarah mulai dari replika, diorama, miniatur, hingga koleksi realia, seperti mesin jahit yang dulu digunakan untuk menjahit baju prajurit. Tapi, disarankan kesana pagi atau sore. Soalnya, puaaaanaaaasssss sekali!!
Tiket masuk : Rp 750,00
Jam buka : Setiap hari kecuali Senin (08.00-16.00)
5. Candi Borobudur
Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Makanya, jangan heran kalo banyak banget wisatawan asing yang penasaran banget berkunjung ke Borobudur dan melihat betapa indahnya candi ini. Pengelola pun tidak kehabisan akal, mereka mematok harga tinggi untuk tiket masuk wisatawan asing. Borobudur merupakan candi yang dibangun Raja Samaratungga (Salah satu Raja Mataram Kuno) dengan waktu pembuatan seratus tahun. Candi ini selesai dibangun tanggal 26 Mei 824. Bangunan ini terdiri dari sepuluh punden berundak yang tiap tingkatannya melambangkan tahapan kehidupan manusia. Ada hal yang unik yang sering dilakukan orang ketika berkunjung ke Borobudur. Katanya, jika kita bisa menggapai tangan patung dewa yang ada di dalam stupa, keinginan kita terwujud. Lagi,lagi ini perlu dicoba, mungkin saja benar. Warga-warga sekitar Borobudur biasanya membuat kerajinan untuk dijual. Jadi, kalau kita mau membawa cinderamata untuk oleh-oleh tidak usah khawatir karena banyak penjual yang menjajakan dagangan cinderamatanya. Lebih baik datang pagi atau sore, sebab pada siang hari batu-batuan candinya terasa panas sekali bila di pegang.
Tiket masuk : wisatawan domestik Rp 9.000,00 wisatawan asing Rp 100.000,00
Jam buka : Setiap hari (08.00-17.00)
6. Candi Prambanan (Jl. Adisutjipto/Jl. Solo)
Candi Prambanan merupakan mahakarya kebudayaan Hindu yang dibangun abad ke-10 pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Bangunannya langsing setinggi 47 m. Disekelilingnya terdapat ratusan arca dan candi-candi kecil. Candi ini sempat rusak karena gempa yang mengguncang Yogya pada 27 Mei 2006 lalu. Tapi, tenang saja saat ini Prambanan sudah selesai direnovasi dan dibuka kembali untuk umum. Jangan lupa bawa kamera atau handycam untuk mengabadikan moment seru di Prambanan.
Tiket masuk : wisatawan domestik Rp 9.000,00 wisatawan asing Rp 100.000,00
Jam Buka : Setiap hari (09.00-16.00)
7. Istana air Taman Sari
Walaupun namanya istana air, tapi jangan mengira kalo Taman Sari ini adalah tempat bermain air. Soalnya, Taman Sari ini adalah tempat wisata sejarah yang terletak 0,5 km sebelah Selatan Kraton Yogya. Bangunan ini dibangun pada masa pemerintahan Hamengkubuwono I dengan gaya Portugis. Dulu bangunan ini berfungsi tempat peristirahatan dan rekreasi sultan dan keluarganya. Beberapa bagian dari bangunan ini juga masih utuh, misalnya terowongan bawah tanah, danau buatan, kolam pemandian dengan ruang ganti pakaian, ruang menari, dapur, dan bagunan-bangunan lainnya. Penduduk sekitar Taman Sari terkenal dengan kerajinan batiknya. Kita bisa melihat langsung pembuatan batik tulis dan batik cap.
Tiket masuk : bebas biaya, hanya saja pengunjung wajib menggunakan tour guide yang dibayar secara sukarela.
8. Pantai Parangtritis
Banyak orang yang percaya bahwa Pantai Parangtritis dikuasai Ratu Kidul. Entah lah itu benar atau tidak. Yang pasti Parangtitis benar-benar indah. Apalagi, saat senja tiba. Hampir setiap sore anak-anak muda berkumpul menikmati sunset. Ada juga yang menghabiskan waktu dengan bermain bola di pinggir pantai. Setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Cina, kita bisa melihat perayaan upacara Peh Cun. Yang unik dalam perayaan ini adalah atraksi telur berdiri. Atraksi dimulai pukul 11.00 dan puncaknya pada pukul 12.00. menurut kepercayaan orang-orang Cina, pada tengah hari tersebut telur dapat berdiri tegak tanpa peyangga. Namun, pada tanggal 13.00 telur akan jatuh sendiri dan tidak dapat berdiri lagi. Penasaran? Mending langsung datang kesana yaaa....
9. Sungai Elo
Siapa yang senang rafting? Kunjungi saja sungai Elo. Sungai Elo ini aman bagi yang mau belajar rafting. Memang sih, Sungai Elo ini sudah masuk kabupaten Magelang, tapi tidak terlalu dari Jogja. Hanya sekitar 1,5 jam perjalanan. Di sungai ini, tingkat kesulitan jeram 2 sampe 3 dengan jarak tempuh 13 km yang bisa dicapai 2 hingga 3 jam. Wow.... Tidak heran, kalau orang yang tidak biasa rafting akan mengalami pegal-pegal. Tempat untuk start-nya yaitu Jembatan Blondo, Magelang. Di tempat ini, sudah ada pengelolanya, jadi semua alat-alat rafting dan pemandunya sudah disediakan. Asuransi jiwa juga sudah termasuk dalam uang yang kita bayarkan. Dengan membayar sejumlah uang, kita dengan tim (5-6 orang) disiapkan perahu karet dan alat-alat lainnya (pelampung, helm, dan dayung). Setelah itu, pemandu akan menjelaskan cara-cara rafting hingga cara menyelamatkan diri. Selesai rafting, kita akan diberi makanan ringan. Finish rafting ini ada di dekat Candi Mendut.
10. Monumen Jogja Kembali (Monjali)
Peristiwa Serangan umum yang terjadi di Jogja pada 1 Maret dapat kita flashback di Monumen Jogja Kembali yang kerap disingkat Monjali. Bangunan seluas 5,6 hektar ini mulai dibangun pada 29 Juni 1985 dan dibuka pada 6 Juli 1989. Monjali yang berada di Jalur Lingkar Kota Jogja ini berfungsi sebagai perlambang dari kembalinya pemerintahan RI, sekaligus sebagai momentum sejarah ditarik mundurnya tentara Belanda dari Yogya (yang saat itu merupakan ibukota negara) pada 29 Juni 1949, serta kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta serta petinggi-petinggi negara lainnya ke Jogj pada 6 Juli 1949. Bangunan ini terdiri dari tiga lantai yang menyajikan 1000 koleksi tentang Serangan Umum 1 Maret. Kalau datang kesini berombongan dapet potongan harga lho. Jadi, jangan ragu ajak semua teman, keluarga, kerabat, atau siapapun buat jalan-jalan kesini.
Tiket masuk : wisatawan domestik Rp 5.000,00 wisatawan asing Rp 7.500,00 anak-anak Rp 2.500,00 (kalo bawa rombongan min. 30 orang diskon 10 %)
Jam buka : Selasa-Minggu (08.00-16.00)
Selengkapnya...